Follow us:-
  • By Syafnidawaty
  • 19 October 2020
  • Comments 3

White Box Testing

Pengertian White Box Testing

 

 

 

White Box Testing merupakan salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode dari program yang dibuat ada yang salah atau tidak. Apabila modul ini dan telah diproduksi dalam output yang tidak memenuhi persyaratan, kode akan dikompilasi ulang dan diperiksa lagi sampai mencapai apa yang diharapkan. Singkatnya White Box Testing ini menguji dengan cara melihat pure code dari suatu aplikasi atau software yang diuji tanpa memperdulikan tampilan atau UI dari aplikasi tersebut.

Untuk membuat white box testing, maka tester harus memiliki kompetensi dalam pemrograman, untuk memahami kode sumber yang ia pelajari, juga harus memiliki pandangan global tentang fungsi aplikasi, elemen-elemen yang dibuatnya, dan tentu saja, kode sumbernya. Tidak seperti dalam pengujian “kotak hitam”, tester memiliki profil “pengembang”, bukan profil “pengguna”.

Dengan membuat tes white box testing, tester dapat melihat baris kode mana yang dipanggil untuk setiap fungsi. Hal ini memungkinkan untuk menguji aliran data, dan penanganan pengecualian dan kesalahan. Ketergantungan sumber daya, serta logika dan kebenaran internal kode juga dipelajari. Itulah sebabnya tes ini terutama berguna selama pengembangan aplikasi, bahkan jika itu dapat dilakukan selama beberapa fase kehidupan proyek. Metode white box testing dapat diterapkan untuk (terutama) tes unit, tes integrasi, dan tes sistem.

White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada kontrol detail desain. Struktur kontrol desain program digunakan dengan cara prosedural untuk membagi tes ke dalam berbagai kasus uji. Sekilas dapat disimpulkan bahwa tes kotak putih adalah panduan untuk membuat program 100% benar.

Pengujian White Box Testing

Pengujian ke white box testing adalah menguji yang didasarkan kepada pengecekan ke dalam detail rancangan, penggunaan yang dilakukan struktur kontrol dari suatu desain pemrograman untuk dapat membagi pengujian ke beberapa kasus pengujian. Dan didapat bahwa white box testing menggunakan petunjuk untuk menghasilkan program yang diharapkan dan efisien.

Metode pengujian pada white box testing ini seringkali dilakukan untuk:

  1. Memberikan dan membuat suatu jaminan bahwa seluruh jalur-jalur yang independen hanya menggunakan modul minimal satu kali.
  2. Keputusan yang sifatnya logis dapat digunakan di semua kondisi true (benar) atau false (salah).
  3. Mengeksekusi seluruh perulangan yang ada ke pada batas nilai dan operasional di setiap situasi dan kondisi.
  4. Syarat yang dilakukan dalam menjalankan strategi white box testing
  5. Mendefinisikan tentang seluruh alur-alur logika yang ada.
  6. Membangun dan membuat suatu kasus yang akan digunakan untuk tahap pengujian.
  7. Hasil pengujian yang telah didapatkan akan dilakukan evaluasi kembali.
  8. Pengujian yang dilakukan haruslah secara menyeluruh.

Kasus yang sering menggunakan white box testing diuji dalam beberapa tahapan:

  1. Uji semua keputusan dengan logika.
  2. Tes semua loop yang tersedia dengan batasan-batasannya.
  3. Tes untuk struktur data internal dan terjamin validitasnya.

Persyaratan dalam Pengujian White Box Testing

Berikut ini terdapat beberapa persyaratan dalam pengujian white box testing, yaitu:

  • Mendefinisikan semua alur logika
  • Membangun kasus untuk digunakan dalam pengujian
  • Mengevaluasi semua hasil pengujian
  • Melakukan pengujian secara menyeluruh

Jenis-Jenis White Box Testing.

1. Basis Path

Metode identifikasi yang berdasarkan pada jalur, struktur atau koneksi yang ada dari suatu sistem umumnya disebut sebagai tes cabang karena cabang kode atau fungsi logika diidentifikasi dan diuji, atau bahkan tes kontrol aliran.

Ada 2 bentuk Basis Path, yaitu:

  • Zero Path: Jalur tautan yang tidak perlu atau tautan yang ada pada suatu sistem.
  • One Path: Jalur penting atau proses koneksi dalam suatu sistem.

2. Cyclomatic Complexity

adalah perangkat lunak pengukuran yang memungkinkan pengukuran kuantitatif dari kompleksitas logika program. Dalam konteks prosedur uji jalur dasar ini, nilai kompleksitas siklomatik yang dihitung menentukan jumlah jalur independen dalam daftar program dasar dan menentukan jumlah tes minimum yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua instruksi telah dilakukan setidaknya satu kali.

Jalur independen adalah jalur dalam program yang menampilkan 1 set instruksi baru untuk proses atau kondisi baru.

3. Graph Matrix

Ini adalah matriks sama sisi persegi panjang dimana jumlah baris dan kolom sama dengan jumlah node dan identifikasi baris dan kolom sesuai dengan identifikasi node dan isi data adalah adanya koneksi antara node (tepi).

Beberapa properti yang dapat ditambahkan sebagai bobot untuk koneksi antar node dalam matriks grafik, yaitu sebagai berikut:

  • Jalur yang mungkin (tepi) dilintasi / dieksekusi.
  • Waktu pemrosesan yang diharapkan pada rute selama proses transfer.
  • Memori yang dibutuhkan selama proses transfer dieksekusi di jalan.
  • Sumber daya yang diperlukan selama proses transfer dieksekusi di jalur.

Kelebihan dan Kekurangan White Box Testing

Berikut ini terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan white box testing, terdiri atas:

Kelebihan White Box Testing

  • Kesalahan Logika

Menggunakan syntax ‘if’ dan syntax pengulangan. Dan langkah selanjutnya metode white box testing ini akan mencari dan mendeteksi segala kondisi yang dipercaya tidak sesuai dan mencari kapan suatu proses perulangan di akhir.

  • Ketidaksesuaian Asumsi

Menampilkan dan memonitor beberapa asumsi yang diyakini tidak sesuai dengan keinginan atau yang akan diwujudkan, untuk selanjutnya akan dianalisa kembali dan kemudian diperbaiki.

  • Kesalahan Pengetikan

Mendeteksi dan mencari bahasa-bahasa pemrograman yang dianggap bersifat case sensitif.

  • Diperlukan pengetahuan tentang internal perangkat lunak yang sedang diuji bermanfaat untuk pengujian menyeluruh
  • Membantu mengoptimalkan kode

Kekurangan White Box Testing

  • Membutuhkan pengetahuan tingkat tinggi dari perangkat lunak internal yang sedang diuji
  • Sangat mahal untuk dilakukan karena membutuhkan tester yang terampil untuk melakukan pengujian
  • Pada perangkat lunak yang jenisnya besar, metode white box testing ini dianggap boros karena melibatkan banyak sumberdaya untuk melakukannya.
  • Tidak menghiraukan tampilan UI aplikasinya.
  • Membutuhkan akses kode

 

Sumber:

  1. https://adalah.co.id/white-box-testing/
  2. https://www.dosenpendidikan.co.id/white-box-testing/
  3. https://student-activity.binus.ac.id/himsisfo/2016/10/perbedaan-white-box-testing-dan-black-box-testing/
  4. https://socs.binus.ac.id/2020/07/02/teknik-dalam-white-box-dan-black-box-testing/#:~:text=White%20Box%20Testing%20adalah%20salah,ada%20yang%20salah%20atau%20tidak.
  5. https://www.konsepkoding.com/2020/07/pengertian-perbedaan-black-box-white-grey-box.html
  6. https://medium.com/skyshidigital/pengujian-sistem-52940ee98c77

Comments

  1. Triyono
    20 October 2020

    Kalo ada yg jelasin + praktek asikk nihh..

  2. Dedi Martono
    20 October 2020

    Jangan lupa masukin di BAB III ya bu…hehehe

Leave a Reply