Inklusi Dan Literasi Keuangan Di Era Digital
Pada tanggal 31 Oktober 2024, Aula Universitas Raharja dipenuhi dengan energi positif dari para peserta yang antusias belajar seputar “Inklusi dan Literasi Keuangan di Era Digital.” Acara ini menghadirkan beberapa pakar dalam bidang keuangan dan akuntansi: Dr. Po Abas Sunarya, M.SI.
sebagai keynote speaker, Andreanus Setiawan CFP
dari SAVP BCA Digital, dan Mardiana, S.E., M.AK dari Prodi Akuntansi Universitas Raharja sebagai moderator. Seminar ini nggak cuma diadakan offline di Aula, tapi juga live via Zoom untuk mereka yang nggak bisa hadir langsung.
Tema inklusi dan literasi keuangan di era digital bukan cuma keren buat didiskusiin, tapi juga sangat penting buat generasi kita yang hidup di tengah kemajuan teknologi. Dalam seminar ini, Dr. Po Abas Sunarya, M.SI., mengupas tuntas bagaimana inklusi keuangan bisa membantu masyarakat dalam mengakses layanan keuangan secara merata. Selain itu, Andreanus Setiawan memberikan insight tentang literasi keuangan di dunia digital yang terus berkembang, terutama dari perspektif industri keuangan digital seperti BCA Digital.
Salah satu mahasiswa Akuntansi, Rahma, memberikan tanggapannya dengan penuh semangat, “Menurut aku, seminar ini tuh bener-bener membuka mata kita soal pentingnya inklusi dan literasi keuangan, apalagi buat kita mahasiswa Akuntansi yang bakal sering bersinggungan sama data keuangan dan digitalisasi. Pengetahuan ini beneran membantu kita buat siap masuk ke dunia kerja nanti!”
Selain menambah pengetahuan, seminar ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) terkait pendidikan berkualitas, kesetaraan akses, dan pengurangan kesenjangan ekonomi. Hal ini sejalan dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Prodi Akuntansi Universitas Raharja, yang mengharapkan lulusannya nggak cuma paham teori akuntansi, tapi juga peka terhadap dampak sosial ekonomi di era digital.
Dengan adanya seminar ini, mahasiswa Universitas Raharja nggak cuma mendapat bekal ilmu, tapi juga semakin siap untuk menghadapi tantangan di dunia kerja modern. Terlebih lagi, mereka diajak untuk peka terhadap perkembangan dunia digital yang makin cepat, sekaligus tetap memegang prinsip inklusi dan literasi keuangan demi kesejahteraan bersama.